Oleh : Fawwaz Muhammad Fauzi
۞ٱللَّهُ ٱلَّذِي سَخَّرَ لَكُمُ ٱلۡبَحۡرَ
لِتَجۡرِيَ ٱلۡفُلۡكُ فِيهِ بِأَمۡرِهِۦ وَلِتَبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِهِۦ
وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ ١٢
“Allah-lah yang
menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan
seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari karunia -Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur.”
(QS. Al Jatsiyah : 12)
![]() |
Indahnya Ciptaan-Mu | Laut Indonesia |
Dari 6236 ayat dalam Al-Qur’an, ada 32 ayat
yang menyebutkan tentang lautan. Sedangkan ayat yang menjelaskan tentang
daratan atau al-ardl hanya 13 ayat Saja. Jika dijumlahkan, keduanya
menjadi 45 ayat. Angka 32 itu sama dengan 71,11 persen dari 45. Sedang 13 itu
identik dengan 28,22 persen dari 45. Berdasar ilmu hitungan sains, ternyata
memang 71,11 persen bumi ini berupa lautan dan 28,88 persen berupa daratan.Dari fakta tersebut, pasti terdapat suatu
hal yang menjadikan laut sebagai makhluk Allah yang istimewa.
Terdapat pula ayat Al-Qur’an yang menerangkan
adanya perhiasan yang terkandung di laut, seperti mutiara yang ditemukan oleh
manusia pada jenis tiram mutiara, sekitar abad 18, atau sekitar 1400 tahun
setelah Al-Quran diturunkan. Dengan demikian isi kandungan Al-Quran, telah
diterima kebenarannya oleh sains modern.
Para ahli geologi pada dasarnya sulit membayangkan jika
1.400 tahun lalu, dimana alat/teknologi masih terbatas, ada informasi yang
memberikan ilustrasi yang begitu lengkap, jika bukan dari kekuatan supra
natural yang maha mengetahui yaitu Allah SWT.
Menumbuh-kembangkan kesadaran akan pentingnya laut, bagi
bangsa yang mendapat julukan negara kepulauan dan negara maritim, merupakan
sesuatu yang mendesak. Mengingat masih ada anggapan keliru di kalangan
masyarakat tentang lautan, diantaranya laut masih dijadikan sebagai tempat
pembuangan sampah akhir, bahkan ada juga yang masih mempercayai mahluk gaib
sebagai penguasa dilaut. Berbekal beberapa potong ayat dalam Alquran yang
membicarakan tentang laut dan lautan, maka kita dapat menemukan beberapa
karunia Allah, yang sangat bermanfaat bagi kemaslahatan hidup manusia.
Seperti halnya pada surat Al-Jatsiyah ayat 12 diatas, Ayat tersebut secara
gamblang menjelaskan bahwa Allah SWT menundukkan/menciptakan lautan agar
manusia mencari anugrah atas apa yang terdapat di lautan. Secara tersirat, ayat
tersebut memberikan motivasi kepada kita untuk terus mengkaji terkait potensi
apa yang terkandung dalam lautan sehingga potensi laut dapat digunakan
semaksimal mungkin untuk kesejahteraan umat
manusia.
Fakta
Sains Indonesia sebagai negara Maritim
Indonesia dikenal sebagai
negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau lebih dari 17.000.
Jumlah yang besar ini mengindikasikan pula kekayaan biodiversity yang dipunyai
Indonesia. Dalam buku yang dikeluarkan Conservation International : “Megadiversity
: Earth’s Biologically Wealthiest Nations” (1998) disebutkan bahwa
Indonesia berada di urutan kedua dalam hal keanekaragaman hayati. Namun
eksplioitasi berlebihan pada sumberdaya hayati sekarang ini menjadi isu kritis,
dan menjadi masalah dari manajemen biodiversiti. Isu terakhir yang banyak
menyita perhatian adalah kerusakan terumbu karang (coral reef), karena
perannya yang sentral dalam ekosistem laut.
Dengan panjang pantai
81.000 km indonesia bisa dikatakan negara yang memiliki paling banyak ragam
terumbu karang di kawasan Asia Pasifik. Dari hasil penelitian
P3O-LIPI sudah berhasil diidentifikasi 354 tipe dan 75 famili
terumbu karang. Terumbu karang mempunyai peran penting. Dengan keberadaannya,
pantai dan desa-desa yang terletak di dekat pantai terlindungi dari hantaman
ombak. Terumbu karang juga merupakan komponen penting untuk bermacam-macam
produk manufaktur, seperti farmasi, kesehatan dan industri pangan. Juga untuk
turisme, variasi terumbu karang yang berwarna-warni dan dalam bentuk yang
memikat merupakan atraksi tersendiri untuk orang-orang asing maupun turis
domestik, sebagaimana misalnya di Maluku dan Sulawesi Utara. Adapun yang jarang
diketahui orang adalah kemampuan terumbu karang dalam memproduksi oksigen
sebagaimana hutan di daratan.
Adalah penelitian Jerry Allan dan Bridge yang
keduanya ahli kelautan handal, bahwa pusat keanekaragaman hayati di Indonesia
dinamakannya ‘parrol tri angle’ yang terletak antara wilayah
maluku, banda, dan Sulawesi-NTB. Semakin jauh dari wilayah itu, kwalitas
keanekaragaman hayati semakin rendah. Begitu juga dalam arus arlindo yang
terjadinya percampuran air laut dari samudera pasifik membuat yang
namanya ‘nutrian and richment’ yakni pengkayaan unsur hara
dari nitrogen, pospor dan lainnya selalu ada di laut kita. Secara teoritis hal
ini akan menghasilkan kesinambungan kekayaan tersebut, seperti halnya
keberadaan minyak di arab saudi yang terus mengalir.
Indonesia dikaruniai oleh Allah SWT dengan wilayah
perairan yang sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km2 (termasuk ZEEI = 2,7 juta
km2 ) atau 81 % luas keseluruhan wilayah Indonesia dengan garis pantai
sepanjang 81.000 km (Direktorat Wilayah Laut dan PT Suficindo (Persero),
2000).
Potensi
sumberdaya ikan laut di seluruh perairan Indonesia di duga sebesar 6,11 juta
ton pertahun Sementara produksi tahunan ikan laut pada tahun 2000 mencapai 2,93
juta ton. Ini berarti tingkat pemanfaat-an sumber daya ikan laut Indonesia
telah mencapai 47, 93 %. Apabila tingkat pemanfaatan maksimum dimungkinkan
sampai dengan 90 % berarti masih tersedia peluang pengembangan sebesar 42,07 %
dari potensi sumber daya atau sebesar 2,57 ton pertahun. Namun demikian peluang
pengembangan ini tidak merata di seluruh wilayah perairan laut Indonesia.
(Boer, M et al., 2001). Selain sumberdaya perairan, Indonesia juga memiliki
berbagai sumberdaya hayati lainnya yang sangat potensial seperti potensi
ekologi dan ekonomi pulau-pulau kecil yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Pulau yang ada di Indonesia sendiri berjumlah sekitar 17.508 pulau yang
menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan yang besar di dunia. Kemudian
potensi hutan bakau Indonesia yang merupakan ekosistem pesisir sebagai
penyangga ekosistem pantai dari gempuran ombak dan gelombang laut serta pemasok
unsur hara ke perairan laut diperkirakan sekitar 2,4 juta hektar.
Dari fakta-fakta diatas, dapat ditarik
sebuah benang merah bahwa indonesia merupakan negara dengan potensi kelautan yang
luar biasa. Eksplorasi secara positif dimungkinkan dapat menjadikan Indonesia
sebagai negara yang makmur dan sejahtera. Sehingga, salahsatu program
pemerintah saat ini yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara yang menjadi
poros maritim dunia patut di dukung dengan sumbangsih dan kontribusi kita dalam
membangun Indonesia sebagai poros maritim dunia dengan segala kelebihannya.
Fakta
Sosial dan Sejarah Indonesia sebagai Negara Maritim
Berdasarkan fakta sejarah,
disebutkan bahwa peradaban yang besar mayoritas berasal dari daerah yang
notabene dekat dengan perairan, termasuk laut. Tak bisa kita lupakan bahwa
kerajaan Hindu tertua di Indonesia terletak di daerah yang dekat perairan.
Kerajaan Kutai yang didirikan oleh Raja Kudungga pada tahun 400 M tersebut
terletak di tepi muara makaham, Kalimantan Timur. Selain itu, terdapat pula
Kerajaan Majapahit yang dikenal dengan kekuatan Armada Laut terkuat di Dunia
dibawah pimpinan Laksamana Mpu Nala pada masa kekuasaan Prabu Hayam Wuruk dan
Mahapatih Gajahmada sehingga mampu menguasai seluruh kepulauan Nusantara.
Meskipun fakta sejarah ini masih diperdebatkan karena faktor referensinya yang
masih kurang, namun setidaknya kita dapat menjadikan dongeng diatas sebagai
motivasi tersendiri bagi kita bahwa sejatinya para pendahulu kita adalah
orang-orang yang luar biasa dalam konteks menjadikan laut sebagai ciptaan Allah
yang dapat digunakan sebagai modal untuk membawa kesejahteraan bagi umat
manusia.
![]() |
Lukisan Armada Laut Majapahit |
Maka tak berlebihan ketika istilah Nenek Moyang Kita Seorang Pelaut disematkan
kepada para pendahulu kita. Karena sejatinya, para pendahulu kita juga telah
membaca akan potensi dari laut sebagai salahsatu sektor yang dapat dijadikan
sektor andalan untuk mempertahankan kerajaannya. Sehingga sudah sepatutnya bagi
kita selaku generasi selanjutnya untuk kemudian menjaga dan mengembangkan
potensi laut dengan sebaik-baiknya dan menjadikannya sebagai sektor strategis
bagi kemajuan Indonesia.
Upaya
Realisasi Konsep Ilahi : Laut sebagai Anugerah bagi Rakyat Indonesia
Statistik penduduk Islam sedunia
menunjukkan bahwa umat Islam Indonesia menduduki rangking teratas. Muslim Indonesia merupakan
kumpulan orang Islam yang berhimpun di satu tempat terbanyak di jagad ini.
Secara kuantitas, muslim Indonesia mencapai jumlah hingga lebih dari 190 juta
manusia yang merupakan 87 % dari seluruh penduduk kepulauan terluas di muka
bumi. Uniknya, tempat bermukimnya umat Islam terbanyak berhimpun itu adalah
kepulauan terluas di muka bumi ini. Masya Allah. Tradisi kemaritiman bangsa Indonesia pun juga telah mendarah daging dan berumur panjang. Hal
ini dibuktikan dengan beberapa catatan sejarah, artefak, peninggalan sejarah
serta bahasa dan jejak kebudayaan bangsa Nusantara yang menyebar dari
Madagascar di Lautan Hindia hingga ke Hawaii dan Marquesas di lautan Pasifik.
Yang
menjadi teka-teki, mengapa umat yang begitu banyak, dan penduduk suatu negeri
kepulauan yang telah mengenal Islam selama lebih dari 13 abad, masih juga belum
memperoleh manfaat dari petunjuk yang diberikan secara berlimpah-limpah di
dalam kitab suci pegangannya, Al Qur’an? Terutama tentang menuai
karunia Allah dari lautan. Apakah ada pesan Al Qur’an yang belum sampai? Atau
apakah ada proses penafsiran yang kurang tepat sehingga, para penganut Islam di
negeri kepulauan ini gagal menangkap pesan-pesan yang amat sangat berharga bagi
mengangkat harkat, memakmurkan diri mereka, menyelamatkan hidup di dunia,
sebagaimana juga menjamin kehidupan yang penuh kenikmatan di akhirat kelak ?
Apakah para ulama dan guru-guru agama kita telah gagal mengartikulasikan dan
memberi inspirasi bagi bangsa Indonesia untuk mencari rezeki di laut
berdasarkan bunyi ayat ”supaya
kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur” ? Bagaimana hal ini bisa terjadi ?
Padahal apabila inspirasi dari Al Qur’an ini tidak muncul, maka wajar saja bila
ribuan insinyur muslim, teknokrat dan birokrat putra Indonesia, telah gagal
atau paling tidak belum bersungguh-sungguh dalam “membumikan”, atau lebih
tepatnya “melautkan”, pesan Al Qur’an untuk membangun khayran ummah, the best and chosen society,
yang berwawasan kelautan.
Seluruh ciptaan Allah SWT adalah
mempunyai nilai-nilai anugrah yang luar biasa, bahkan hal-hal yang terkadang
dianggap sepele. Sepele adalah pandangan yang sangat subjektif, sehingga hal
yang sebetulnya sangat besar manfaatnya sering dianggap sebagai hal yang
sepele. Seperti halnya pemerintah yang kurang protektif terhadap potensi
kelautan di Indonesia yang sebetulnya sangat luar biasa. Sehingga dengan
hubungan sebab akibat, dapat diasumsikan bahwa pemerintah telah menyepelekan
potensi laut di Indonesia. Terbukti dengan masih tingginya angka kemiskinan di
Indonesia dan adanya sekat yang terlalu jauh antara si kaya dan si miskin.
Dalam korelasinya terhadap sektor kelautan, ternyata salahsatu penyumbang
terbesar angka kemiskinan di Indonesia adalah Nelayan. Mengapa nelayan tidak
sejahtera? Padahal dengan faktor domisilinya, seharusnya para nelayan bisa
lebih sejahtera.
Berdasarkan Surat Al-Jatsiyah Ayat
12 diatas, bahwa Laut adalah anugrah bagi manusia. Anugrah mempunyai arti yang
sangat luas dalam konteks jenisnya. Laut sebagai anugrah bagi manusia dapat
diimplementasikan di berbagai sektor sehingga dapat digunakan sebagai modal
mensejahterakan seluruh umat manusia, terkhusus komunitas domisili daerah
pesisir, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sebagai Prasarana Transportasi Laut,
Data yang diperoleh dari International
Marine Transportation, mencatat bahwa sekitar 90% perdagangan internasional
diangkut melalui jalur laut, tidak hanya antar pulau atau antar negara, bahkan
antar benua. Transportasi melalui jalur laut memungkinkan barang-barang yang
bobotnya puluhan bahkan ribuan ton, dapat diangkut dari satu benua ke benua
lain.
2. Penyedia Sumber Bahan Pangan
Salah satu bahan pangan yang berasal dari
laut, yang memiliki kandungan gizi yang tinggi adalah ikan dan udang. Dengan
kandungan protein yang dapat mencapai 18%, ikan dan udang merupakan bahan
pangan yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan
tubuh. Disamping itu ikan mengandung asam lemak omega-3 dan asam lemak omega-6,
yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan sel otak pada balita dan bermanfaat
untuk mengurangi penyakit darah tinggi atau jantung koroner.
3. Penyedia Bahan Baku Industri
Dari beberapa sumber yang dapat dipercaya,
diketahui bahwa pengeboran minyak dan gas bumi lepas pantai, memberikan
kontribusi sekitar 25 hingga 30% dari total produksi minyak dan gas dunia.
Bahan tambang dan mineral lain yang dapat ditemukan didaerah pesisir dan laut,
diantaranya: mutiara, pasir, gravel, mas, polimetalik sulfat dan hidro-karbon.
4. Sebagai Penyedia Energi Alternatif
Seiring dengan kemajuan sain dan teknologi,
beberapa negara industri maju seperti Jepang dan beberapa negara barat, telah
mencoba memanfaat laut sebagai sumber energi alternatif, yaitu dengan
memanfaatkan pasang-surut air laut sebagai pembangkit turbin yang menghasilkan
energi listrik. Energi alternatif lain yang dihasilkan dari laut yaitu
gelombang laut. Energi yang terkandung dalam gelombang laut adalah jumlah dari
energi kinetik dan energi potensial, yang dapat digunakan untuk menggerakkan
turbin untuk menghasilkan energi listrik. Angin merupakan sumber energi
alternatif di laut, yang dapat digunakan untuk menggerakkan kincir angin atau
baling-baling, yang dihubungkan dengan rotor guna menghasilkan energi listrik.
Sedangkan energi panas yang terdapat di laut atau yang lebih dikenal
dengan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion), dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik.
5. Penyedia Jasa-jasa Lingkungan
Sebagai negara kepulauan, negara kita termasuk Provinsi Jambi
memiliki potensi pariwisata pantai dan laut. Industri pariwisata tidak hanya
mengahasilkan devisa bagi negara tetapi juga dapat menciptakan lapangan
pekerjaan, serta dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Dengan memaksimalkan pengembangan sektor-sektor diatas, sangat mungkin
Indonesia menjadi negara yang dapat bersaing dikancah Internasional. Hal ini
seharusnya menjadi salahsatu prioritas pemerintah Indonesia saat ini dengan
konsep maritimnya. Konsep maritim yang saat ini diusung Jokowi masih belum
terlihat dampaknya bagi kesejahteraan rakyat Indonenesia. Terlihat dengan masih
hanya pemusnahan kapal-kapal ilegal saja yang masih terealisasi. Realisasi dari
langkah-langkah maritim lainnya masih belum kita rasakan dampaknya. Entah
karena hanya masalah waktu atau karena media di Indonesia yang terlalu bersifat
mainstream sehingga hasil kerja pemerintahan tidak tampak di media
nasional. Terlepas dari realita tersebut, Indonesia sebagai negara mayoritas
umat Islam seharusnya bisa lebih melek dalam implementasi konsep Tuhan
yang luar biasa ini, yaitu menjadikan Laut sebagai anugrah bagi kesejahteraan
umat manusia dan mengopltimalisasi potensinya. Sehingga Islam dapat benar-benar
menjadi rahmatan lil alamin dan Indonesia termasuk kategori Baldatun
Thoyyibatun Warabbun Ghofuur. Soekarno pernah berkata, “Biarlah kekayaan
alam kita tersimpan sampai nanti putra bangsa ini mampu mengolahnya sendiri.”.
Ungkapan tersebut secara inklusif mengajak kita untuk berlomba-lomba mencari
ilmu untuk kepentingan pengelolaan sumber daya alam di Indonesia. Sudah cukup
kekayaan alam Indonesia di monopoli oleh perusahaan-perusahaan multinasional.
Sebagai rakyat Indonesia, sebagai umat Islam, saatnya kita bergerak untuk
mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia yang saat ini masih belum terealisasi
secara komprehensif. MERDEKA !!!
Wallahua’lam...
REFERENSI
0 comments:
Post a Comment