![]() |
Sumber Ilustrasi : |
Ciri
pertama berkaitan dengan jumlah kata dalam sebuah esai. Memang tidak ada aturan
baku yang menyebutkan berapa jumlah kata dalam sebuah esai. Patokannya adalah
bahwa sebuah esai harus selesai dibaca dalam sekali duduk. Pengertian ini bisa
diilustrasikan sebagai berikut. Ketika seseorang sedang duduk menunggu giliran
periksa kesehatan di sebuah klinik, dia harus sudah selesai membaca sebuah esai
saat dia berdiri dipanggil masuk ke kamar periksa. Meskipun aturan ini tidak
begitu jelas, patokan "sekali duduk" ini cukup membantu ketika
seseorang ingin menulis sebuah esai.
Terkait
dengan jumlah kata ini, beberapa buku komposisi memberikan batasan yang lebih
jelas. Sebuah karangan dikategorikan esai bila karangan tersebut berjumlah
antara 500 sampai dengan 1500 kata. Bila diketik dalam bentuk dokumen microsoft
word, panjang sebuah esai berkisar antara tiga sampai dengan tujuh halaman
ukuran kertas A4 yang diketik dengan font berukuran 12 dan
berspasi ganda. Sebuah esai yang melebihi 1500 kata, misalnya 3000 atau 4000
kata, akan digolongkan sebagai extended essay (esai yang
diperpanjang).
Ciri
lain esai adalah struktur penulisannya. Struktur esai terbagi dalam tiga bagian
yang diwujudkan dalam bentuk paragraf. Bagian pertama esai adalah paragraf
pendahuluan atau pengantar. Dalam bagian ini, penulis memberikan pengantar yang
mencukupi dan relevan tentang topik yang ia tulis. Yang paling penting dalam
paragraf pendahuluan adalah kalimat tesis (thesis statement) yang
berfungsi sebagai gagasan pengontro (controlling idea) untuk bagian isi
esai. Bagian kedua adalah paragraf-paragraf isi yang merupakan penjabaran atau
pembahasan lebih lanjut dari gagasan yang ingin disampaikan penulis. Jumlah
paragraf dalam bagian ini tergantung dari jumlah gagasan utama yang hendak
disampaikan dalam esai. Bagian terakhir adalah paragraf penutup. Bagian ini
dapat berisi ringkasan dari gagasan yang telah disampaikan dalam isi esai atau
penegasan atas gagasan utama yang telah disampaikan.
Ciri
yang paling membedakan esai dengan jenis karangan lain berkaitan dengan gaya
bahasa. Pilihan kata, struktur kalimat, dan gaya penulisan merupakan hal
terkait erat dengan penulis esai. Penulis esai yang berpengalaman biasanya
memiliki ciri tertentu ketika menulis esai. Semakin sering seseorang menulis
esai, semakin mudah gaya bahasa orang tersebut dikenali. Misalnya, esai tulisan
Gunawan Muhamad tentu berbeda dengan esai yang ditulis oleh Bakti Samanto atau
oleh Umar Kayam. Keunikan gaya bahasa ini menjadi ciri esai yang menonjol.
Sebagai
simpulan, esai merupakan buah pikir yang ditulis secara ringkas. Topik apa pun
dapat ditulis dalam bentuk esai. Karena itu esai menjadi salah satu jenis
tulisan yang sering dijadikan alat uji untuk mengukur intelegensi seseorang.
Seorang yang berpengetahuan luas akan dapat menyampaikan gagasannya
secara runtut, logis, dan menarik. Semakin sering kita membaca, semakin besar
kemungkinan kita untuk dapat menulis esai dengan baik.Dengan banyak membaca,
kita akan memiliki lebih banyak gagasan untuk ditulis. Persoalan utamanya
tinggal mewujudkan gagasan yang sudah tertanam dalam benak kita melalui tulisan
yang harus terus-menerus kita latih agar semakin lama semakin sempurna. Selamat
mencoba.
Sumber :http://www.menulisesai.com/2012/09/apa-itu-artikel.html
0 comments:
Post a Comment